27.3.12

sejarah ulos batak (history of ulos batak)


dok. rumabatak.
Zaman dahulu ulos digunakan sebagai pakaian sehari–hari, baik oleh kaum pria maupun wanita. Bagi kaum pria ulos dipakai untuk menutupi bagian bawah yang disebut dengan singkot dan tali–tali/ detal bila digunakan sebagai penutup kepala. Sementara bagi kaum wanita ulos digunakan untuk menutupi tubuh. Bagian dada sampai mata kaki disebut baen, ampe–ampe bila digunakan sebagai selendang, dan saong sebagai penutup kepala. Selain itu, ulos juga kerap digunakan sebagai selimut maupun alat menggendong. Panjang ulos bisa mencapai sekitar 2 meter dengan lebar 70 cm. Biasanya ditenun dengan tangan oleh perempuan batak di bawah kolong rumah. Butuh waktu berminggu–minggu hingga bulanan untuk menyelesaikan satu ulos, tergantung tingkat kerumitan motif.

Sejak datangnya pengaruh bangsa barat melalui para misionaris dan kolonial Belanda, penggunaan ulos dalam keseharian mulai ditinggalkan, termasuk dalam tata cara berbusana kecuali pada acara–acara tertentu. Dalam perkembangannya, selain digunakan sebagai pakaian sehari–hari ulos juga digunakan sebagai perantara pemberi berkat dari seseorang yang dihormati. Karena itu di kalangan orang batak dikenal istilah mangulosi yang artinya memberi ulos. Dalam aturan mangulosi yang boleh melakukannya adalah mereka yang dalam kekerabatan berada di bawah orang yang mangulosi. Misalnya, orang tua mangulosi anaknya, tapi anak tidak boleh mangulosi orang tua. Dan saat mangulosi ada jenis-jenis ulos tertentu yang digunakan. 

No comments:

Post a Comment