|
dok. rumabatak. |
Zaman dahulu ulos digunakan sebagai pakaian sehari–hari, baik
oleh kaum pria maupun wanita. Bagi kaum pria ulos dipakai untuk menutupi bagian bawah yang disebut
dengan
singkot dan
tali–tali/ detal bila digunakan sebagai penutup
kepala. Sementara bagi kaum wanita ulos digunakan untuk menutupi tubuh. Bagian dada sampai mata kaki disebut
baen,
ampe–ampe bila digunakan sebagai selendang, dan
saong sebagai penutup
kepala. Selain itu, ulos juga kerap digunakan sebagai selimut maupun
alat menggendong. Panjang ulos bisa mencapai sekitar 2 meter dengan lebar 70
cm. Biasanya ditenun dengan tangan oleh perempuan batak di bawah kolong rumah. Butuh
waktu berminggu–minggu hingga bulanan untuk menyelesaikan satu ulos, tergantung
tingkat kerumitan motif.
Sejak datangnya pengaruh bangsa barat melalui para misionaris dan kolonial Belanda, penggunaan ulos dalam keseharian mulai ditinggalkan, termasuk dalam
tata cara berbusana kecuali pada acara–acara tertentu. Dalam perkembangannya,
selain digunakan sebagai pakaian sehari–hari ulos juga digunakan sebagai
perantara pemberi berkat dari seseorang yang dihormati. Karena itu
di kalangan orang batak dikenal istilah
mangulosi yang artinya memberi ulos. Dalam
aturan mangulosi yang boleh melakukannya adalah mereka yang dalam kekerabatan berada di bawah orang yang
mangulosi. Misalnya, orang tua
mangulosi
anaknya, tapi anak tidak boleh
mangulosi orang tua. Dan saat mangulosi ada jenis-jenis ulos tertentu yang digunakan.
No comments:
Post a Comment