19.3.12

ulos ragi idup

ulos ragi idup
Banyak orang menilai bahwa ulos ragi idup dinilai adalah ulos tertinggi dalam suku batak, setingkat di bawah ulos jugia. Ulos ini digunakan dalam upacara duka cita juga upacara suka cita. uniknya lagi, ulos ini bisa di[akai oleh raja dan masyarakat. Ragi idup juga dipakai oleh suhut si habolonan (tuan rumah). Ini yang membedakannya dengan suhut yang lain, yang dalam versi Dalihan Na Tolu disebut sebagai dongan tubu.

Bila pada umumnya ulos dikerjakan secara perorangan, maka lain halnya dengan ulos ragi idup. ulos ini bisa dikerjakan dengan bergotong royong dan terpisah. Kedua sisi ulos kiri dan kanan (ambi) dikerjakan oleh dua orang. Kepala ulos atas bawah (tinorpa) dikerjakan oleh dua orang pula, sedangkan bagian tengah atau badan ulos (tor) dikerjakan satu orang. totalnya ada lima orang yang mengerjakan ragi idup. Kemudian hasil kerja kelima orang ini disatukan (diihot) menjadi satu kesatuan yang disebut ulos “Ragi Hidup”.

Agaknya Anda bertanya, mengapa pengerjaan ragi idup berbeda dengan ulos-ulos lainnya. Hal ini disebabkan ulos ragi idup yang harus selesai dalam waktu tertentu menurut hatiha batak (kalender batak). Bila dimulai artia (hari pertama), maka harus selesai di tula (hari tengah dua puluh).

Pada upacara duka cita (orantua meninggal), yang mengenakan ulos ini ialah anak sulung dan anak lainnya mengenakan ulos sibolang. Ulos ini juga sangat baik bila diberikan sebagai ulos Panggabei (ulos saur matua) kepada cucu dari anak yang meninggal. Pada saat itulah nilai ulos ragi idup sama dengan ulos jugia.

Pada upacara perkawinan, ulos ini biasanya diberikan sebagai ulos Pansamot (untuk orang tua pengantin laki-laki). Ulos ini tidak bisa diberikan kepada pengantin oleh siapa pun. Di daerah Simalungun ulos ragi idup tidak boleh dipakai oleh perempuan.

No comments:

Post a Comment